do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Kamis, 07 November 2013

novela : 7 November 2013

Cerella memutuskan untuk sibuk sekolah saja, bahkan ia mengabaikan beberapa pesan yang masuk ke ponselnya. Bahkan pesan panggilan dari Nadine, serasa jadi orang yang sangat dibutuhkan akhirnya Cerella menghubungi Nadine setelah bertumpuk pesan memenuhi kotak masuknya.

"Kamu kenapa?" Cerella merendahkan nada bicaranya.
"Jangan terlalu sibuk, nanti kamu lupa berkawan." Nadine terdengar acuh.
"Ada perlu penting sekali sampai mengirimiku banyak pesan?" Cerella langsung ke pokok pembicaraan.
"Aku rasa aku akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari. Apa kamu mau ikut?" Nadine terdengar seperti berpinta.
"Aku harus minta izin dulu pada mama, dan lagi pula, kapan kamu mau berangkat? Aku masih ada beberapa tugas minggu ini." Cerella sedang sangat ingin menolak ajakan itu sekarang.

Nadine bahkan tidak mengucapkan kalimat penutup, dan obrolan itu terputus begitu saja. Cerella menghela nafasnya lelah, ia menatap pada tumpukan tugas dihadapannya. Masih banyak yang harus diselesaikannya di bulan pertama perkuliahannya.
Cerella mendengar ketukan di pintu kamarnya tidak lama setelahnya.
"Masuk." Cerella menjawab ketukan itu, sang mama muncul dengan sapa dan senyum ramahnya.
"Ada yang mencarimu."
"Siapa?"
"Garren, dari kafe baguette." 
Cerella merasa heran, tapi ia segera merapikan diri dan menemui Garren yang menunggu di teras rumah keluarga Stevan.
"Ada apa mencariku?" Cerella menemukan wajah sedih yang tak diduganya.
"Nadine pergi, dia tidak mengatakan kemana, hanya pesan singkat ini dia tempelkan di pintu kamarku." Garren menyerahkan secarik kertas berwarna hijau, dengan tulisan tangan Nadine yang juga dikenali Cerella.

Tidak perlu menungguku, Tidak perlu mencariku.

"Ponselnya tidak bisa dihubungi." Garren melanjutkan.
"Tapi dia baru saja kutelepon." Cerella mengangkat dua alisnya, dan Garren tampak senang.
"Dia dimana?" Tapi pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan gelengan kepala oleh Cerella.
Garren menghela nafas berat, dia memainkan sesuatu ditangannya, meremas benda bergemerincing itu dengan kuat. Keringat dingin membasahi telapak tangannya, kekhawatirannya tak bisa disembunyikannya.
"Apa yang kamu bawa itu?" Pertanyaan Cerella mengejutkan Garren, dan dia menunjukkan benda ditangannya itu dengan sebuah harapan.
"Aku ingin berikan ini sejak lama, tapi aku tak mampu melakukannya." Cerella tersenyum menerima benda itu dari Garren.


*bersambung*


http://hanarupark.myshopify.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar