do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Rabu, 06 November 2013

novela : 6 November 2013

Cerella sudah beradaptasi sekarang, kegiatan belajar dan kesibukan menjelajah Paris dilakukannya dengan suka cita. Bersama scooter putih yang dinamainya 'blancheur' dan nama itu mendapat protes keras dari Nadine.

"Jangan terbiasa menamai barang-barangmu." Nadine bersungut sebal saat Cerella mengumumkan nama scooternya.


"Jangan membenci sesuatu karena kamu tidak suka, atau mungkin kamu cemburu?" Cerella menyipitkan matanya, menggoda Nadine lagi.

"Bersiap-siaplah menerima ejekan yang lebih buruk." Nadine memperingatkan, tapi Cerella tidak terlalu peduli.

Mereka berdua tampak seperti kakak-adik dari planet yang berbeda sekarang, keberadaan mereka di bangku-bangku taman akan menarik perhatian banyak pasang mata. Nadine yang cuek dan selalu berantakan, sedangkan Cerella yang manis dan rapi, dengan rambut yang di tata apik. Tapi perbedaan itu juga mengundang banyak tanya, terutama dari Garren. 

Seperti pagi ini, saat Nadine baru sampai di kafe dan akan memulai sarapannya sebelum bekerja. Seporsi baguette diatas piring menggiurkan saat disajikan bersama telur rebus, saus putih, dan segelas susu cokelat. Kemudian Garren mengambil kursi dan duduk dihadapan Nadine yang memulai sarapannya dengan menghirup setengah gelas dari susu cokelatnya.

"Kamu berteman atau bersaudara dengan Cella?" Garren memasang ekspresi yang datar.

"Kamu berharap jawaban yang sepertia apa? Selama ini kamu tidak pernah bertanya tentang siapa temanku." Nadine mulai melahap baguette-nya.

"Jawaban jujur, karena kamu sepertinya jadi semakin tidak serius dengan pekerjaan di kafe." Garren menuntut, nada bicaranya menjadi sinis.

"Kalau kamu ingin memiliki kafe, silahkan. Aku bahkan masih mencari cara bagaimana kamu tetap mengizinkanku melukis." Nadine mengalihkan pandangannya dari tatapan Garren.

"Bukannya tidak mengizinkan, tapi Kakek berharap kamu bisa mengendalikan keinginanmu yang tak tampak sebagai masa depan kafe." Garren mengucapkan kalimatnya dengan dingin.

"Kamu merusak selera makanku."

"Aku hampir tidak peduli dengan itu, tapi kalau kamu hanya berteman dengan Cella, tolong jangan main-main juga dengan pekerjaanmu di kafe." Garren terdengar memperingatkan.

"Apapun itu, aku tetap akan melukis. Urusan kafe, kamu yang bertanggung jawab sekarang. Kalau mau libatkan aku, kamu sudah tahu apa yang aku bisa kerjakan dan mana yang tidak mungkin aku kerjakan. Jangan menuntut lebih."

Nadine meneguk habis susu cokelatnya, meninggalkan sisa sarapannya, dan pergi begitu saja. Ada kelas jam sepuluh pagi, seharusnya jam delapan dia masih harus membereskan beberapa administrasi kafe. Tapi kali ini Nadine memilih untuk meninggalkannya. Dia melangkah cepat ke teras, dan mengambil sepedanya, mengayuhnya cepat menuju Eiffel.

*bersambung*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar