do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Sabtu, 02 November 2013

novela : 2 November 2013


Nadine menatap langit Paris yang cerah, seharusnya dia tidak sedang bersantai sekarang. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sebelum jam makan siang para pekerja toko. Toko tua yang entah kenapa mereka bilang adalah warisan terbaik yang pernah ada dan para orang tua itu bilang kelak akan diberikan padanya kalau ia sudah menikah kelak.


Sekali lagi Nadine menghela nafasnya panjang, ia tidak yakin akan memulai kesibukannya sekarang. Ia hanya ingin menikmati secangkir kopi, sekerat roti dengan keju, lalu pergi kehadapan kanvas dan melumuri dirinya dengan berwarna-warni can minyak yang akan membuatnya merasa harus berlibur sepanjang musim gugur.

Tapi seketika ponsel di sakunya berdering, sebuah panggilan masuk. Garren.

Nadine ingin tidak menjawab panggilan itu, dia segera bengkit dari duduknya dan meraih tas yang sedari tadi menjadi alas kepalanya sepanjang ia berbaring memandangi langit cerah di taman luas tempat banyak orang menghabiskan waktu memandangi menara Eiffel.


Satu panggilan berikutnya, Nadine masih mengabaikannya. Ia memacu cepat sepeda kayuhnya, ia tidak ingin Garren menceramahinya hanya karena ia tidak muncul di jam kerja pagi ini.

Sepuluh menit dengan kecepatan penuh, melintasi jalanan sibuk. Menyusuri rute panjang sungai Seine yang selalu dilewatinya setiap hari.
Seketika ia menghentikan sepedanya, di depan sebuah toko roti mungil dengan latar sebuah kafe. Tampak beberapa pengunjung sudah mulai antri untuk sarapan kedua. Garren terlihat tidak sedang bekerja, ia sedang duduk dengan dua perempuan berwajah asia, dan rasanya Nadine mengenal mereka, hanya sedikit tidak yakin.
Nadine menepuk pundak Garren, dan lelaki 25 tahun itu mengangkat wajahnya, menemukan Nadine yang basah dengan peluh mencoba tersenyum.
"Kenapa menelponku?" Nadine mencoba langsung ke pokok bahasan.
"Aku memanggilmu, karena Nyonya Stevan mencoba menemukanmu." Nadine lalu mengalihkan pandangannya pada perempuan berambut hitam sebahu yang baru saja menyesap coffee lattenya.
"Hai, Nadine." Perempuan itu tampak ramah, ia mengulurkan tangannya untuk menyapa Nadine.
"Hai." Nadine berusaha untuk tidak terlihat kaku, tapi ia gagal.
"Nyonya Stevan dari kelas seni di Institut Seni dan Desain. Katanya dia melihatmu menggambar beberapa waktu lalu di dekat Seine." Garren sudah menghapuskan nada bicara sinisnya seketika, saat perempuan yang dipanggil Nyonya Stevan itu tersenyum pada Garren.
"Oh, saya ingat." Nadine membalas senyuman Nyonya Stevan sekarang.
"Ini Cerella, puteri saya. Saya baru menjemputnya dari Indonesia. Saya bermaksud mencarikannya teman untuk berkeliling Paris, sebelum dia memulai sekolahnya disini. Dan saya teringat dengan kamu." Nyonya Stevan menjelaskan panjang tentang alasannya, dan Nadine hanya berusaha mengabaikan perasaan aneh di dalam dadanya.

*cut*

-ephy-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar