do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Senin, 11 November 2013

novela : 11 November 2013

Langit tengah malam, dan pilihan buruk untuk menyesap habis espresso. Kafein yang mengaliri darah membuat Nadine tidak bisa memejamkan matanya. Kejadian sore tadi benar-benar membuatnya sesak nafas.

Garren dengan sebuket mawar, Cerella yang cantik tersenyum tulus, dan ajakan pulang sederhana dari seseorang yang ia tahu, ia akan sangat sulit menerima kenyataan.

"Jangan khawatir, aku sudah tahu rahasia antara kamu dan Garren." Cerella mengangkat kedua alisnya, dia tersenyum memastikan bahwa Nadine tidak akan marah pada Garren dengan keputusannya menceritakan kisahnya pada Cerella.


Jam di sisi tempat tidur Cerella berdetak, ia ingin segera terlelap, tapi kemarahan Nadine yang terekam dalam benaknya membuatnya sulit untuk bisa segera tidur.
Cerella meraih ponselnya, lalu menulis pesan singkat dengan cepat.

Nadine, maafkan aku. Aku tidak bisa tidur karena merasa bersalah padamu.

Ternyata pesan itu dijawab cepat.

Aku tidak tahu, apakah ini akan baik atau tidak untuk pertemanan kita, tapi aku rasa perhatianmu pada Garren sudah berlebihan. Juga padaku.

Cerella jadi semakin tidak bisa menutup matanya, otaknya bekerja, menyusun kata.

Apa kamu pikir aku menggoda Garren? Membuatnya tertarik padaku? Maafkan aku.

Nadine memandangi pesan singkat itu, ia ingin memaki Cerella sekarang, tapi dia juga mengingat kalau dia sangat menyukai Cerella. Kebaikan dan keluguannya, kejujurannya dan ketulusannya yang tidak pernah sama seperti teman-temannya sebelum ini.

Aku akan memaafkanmu, tapi kamu harus berjanji. Tidak menemuiku dalam satu bulan kedepan, aku akan menyepi dari keberadaanmu.

Cerella ingin menangis, tapi dia menahannya.

Baiklah.

mereka sama-sama mematikan ponselnya kemudian, dan berusaha terlelap dengan segera. Tidak lagi peduli mimpi indah atau mimpi buruk yang akan datang menemui mereka.

Dalam mimpi Cerella, kejadian sore tadi berulang.

"Rahasia apa?" Pandangan tajam penuh kemarahan dari Nadine terasa menyakitka bagi Cerella.
"Aku mengatakan pada Cerella, kalau kita sebenarnya sudah bertunangan." Garren menyela obrolan mereka.
"Maafkan aku, Nadine. Aku ingin kamu kembali, aku mengkhawatirkanmu."
"Kamu selalu tahu aku disini, lalu kalau untuk minta maaf, kenapa harus bersama dia?" Jari telunjuk Nadine menunjuk pada wajah Cerella, dan kali ini dia tidak sanggup untuk diam.
"Maaf, tapi aku rasa aku sudah tidak diperlukan disini, aku permisi."

Air mata Cerella basahi pipinya, dalam lelapnya dia menangis, menyesali sesuatu yang seharusnya ia tak perlu sesali.

*bersambung....*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar