do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Senin, 04 November 2013

novela : 4 November 2013

Cerella membiarkan kopinya dingin, sudah hampir satu jam dia menunggu Nadine di toko rotinya. rasanya sudah tidak sabar, tapi dia tidak punya pilihan lain selain menunggu. Beberapa pengunjung yang duduk di kafe sudah berganti, tapi Cerella masih belum beranjak kemana-mana.

Sesaat Garren menyadari Cerella tampak jenuh, ia datang dengan sebuah muffin keju yang baru matang. Garren meletakkkannya di sisi gelas kopi Cerella yang mulai dingin.

"Besok lagi, lebih baik kamu bawa sesuatu untuk dikerjakan kalau sedang menunggu Nadine." Garren segera berlalu, dia tidak menemukan wajah Cerella yang berusaha tersenyum untuk mengucapkan terima kasih.

Satu jam dua puluh menit, Cerella menghabiskan dua cangkir kopi, semangkuk pasta panggang, sebuah croissant dengan isian telur dan keju, dan yang terakhir adalah muffin keju hadiah dari Garren. Lalu Nadine muncul.

"Kenapa kamu tidak mengirimiku pesan sebelum berangkat?" Nadine melepas jaketnya, ia hanya mengenakan tank-top hitam sekarang.

"Aku pikir kemarin kita sudah janjian bertemu jam delapan di sini." Akhirnya Cerella menyimpan ponsel canggihnya yang menemaninya sedari menunggu tadi.

"Aku masih harus mengurus beberapa hal kalau pagi, dan Garren tidak akan suka kalau aku beralasan untuk tidak bekerja." Nadine mencoba menemukan ikat rambutnya dari dalam tas, sesaat ia mengumpulkan semua rambutnya dalam satu ikatan, dan mengikatnya tinggi ekor kuda.

Dahi Nadine yang tidak tertutup rambut, melebarkan wajahnya. Cerella menyadari, ada warna mata asia di bola mata Nadine.

"Kamu asli orang Perancis?" Cerella ragu-ragu, tapi kemudian dia menyadari Nadine merasa senang dengan pertanyaan itu, dia tersenyum.

"Mamaku 100 persen Perancis, Papaku setengahnya Itali, seperempatnya Perancis, dan seperempat lainnya Indonesia." Nadine mengatakannya dengan sangat bangga.

"Oh, itu mengagumkan." Cerella tampak berusaha ikut senang, tapi dalam hatinya ia tidak ada pertanyaan yang sama dari Nadine padanya."

"Aku rasa sebaiknya kita berangkat sekarang." Nadine lalu mengemas jaketnya ke dalam tas selempangnya.

"Kita kemana?" Cerella lalu ikut berkemas, tapi ia tak membawa apa pun, selain sebuah tas tangan kecil yang memuat semua keperluannya.

"Sekolah." Nadine menyuruh Cerella meninggalkan uangnya di meja, dibawah cangkir terakhir kopi yang diminumnya.

Nadine mengambilkan topi Cerella yang diletakkannya di meja. Sesaat Nadine memperhatikan model topi itu sebelum menyerahkannya pada Cerella.

"Kamu punya selera yang bagus." Nadine bergumam, Cerella hanya menjawabnya dengan senyuman simpul. 

Mereka segera beranjak, kali ini Nadine mengajak Cerella berjalan. Pilihan transportasi hari ini adalah bus, dan berjalan kaki.

"Terlalu jauh kalau aku harus memboncengmu naik sepeda." Dan dengan segera mereka menuju halte bus terdekat.


___


*bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar