do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Senin, 11 November 2013

novela : 10 November 2013

Cerella memasuki kafe di sudut jalan itu dengan santai, dia mencoba memandang seisi kafe, menemukan Nadine. Garren sangat yakin Nadine ada di kafe itu, entah bagaimana tapi dia sangat tidak ingin di bantah. Termasuk dengan meminta Cerella menemukan Nadine sebelum memanggilnya masuk.

"Bagaimana kamu yakin, kalau ternyata kamu memintaku untuk memeriksanya lebih dulu?" Cerella merasa heran, hampir tidak percaya. Tapi dia memang tidak menemukan Nadine dalam dua menit pertama.

Cerella memutuskan untuk duduk, dia terlalu lelah berdiri dan berjalan seharian untuk menemukan kafe ini. Dua kafe sebelumnya juga ada di sudut jalan, tapi yang kali ketiga ini Garren mengatakan ia sangat yakin akan menemukan Nadine disana.

Cerella memilih duduk di sisi jendela yang menghadap ke jalan, di mana ada pedagang bunga di seberangnya. Tempat di mana Garren sedang memilih beberapa bunga yang ia ragu dengan warnanya. Mawar merah, mawar putih, tulip, atau ...

"Anda ingin memberikannya pada gadis yang tadi bersama anda?" Tanya penjual bunga itu pada Garren yang memandang bingung pada bunga-bunga terakhir sebelum musim dingin tiba.

"Bukan, ini untuk gadis yang lain." Garren menjawab dengan gugup.

"Wah, sangat beruntung gadis yang akan anda beri bunga, bagaimana kalau mawar merah dan putih?" Penjual bunga itu berangkaikan beberapa tangkai dalam buket sederhana.

"Beruntung?" Garren setengah tidak yakin, tapi dia menerima buket itu dan membayarnya.

"Ya, gadis yang bersama anda tadi sangat cantik, tapi kalau bukan dia gadis idaman anda, pasti dia lebih cantik dan sungguh beruntung mendapatkan kasih dari lelaki tampan seperti anda." Garren menarik senyum tipis, dia melangkah meninggalkan penjual bunga itu dengan perasaan yang berlapis-lapis, ia sedang tidak paham dengan keyakinannya.

Di kafe, seorang pencatat menu menghampiri Cerella.

"Mau pesan menu khas kami?" Cerella mengenali suaranya, dan dia menatap langsung ke wajah perempuan dihadapannya.

"Kamu? Sedang apa disini?" Nadine nyaris membanting buku catatannya, tapi ia menahan energi kemarahannya yang tiba-tiba meledak.

"Seseorang yang menunggumu pulang, dengan sangat yakin mengatakan, kalau kamu ada disini. dan dia memintaku untuk menemukanmu sebelum dia menemuimu." Cerella tersenyum bahagia menemukan Nadine.

"Siapa?"

"Seseorang yang akan muncul di pintu itu dalam beberapa detik lagi." Cerella sudah melihat Garren menyeberangi jalan, menuju kafe dimana Cerella menunggu.

"Satu, dua, tiga."

Pintu kafe berderit, dan lonceng yang menandakan ada pengunjung berdenting. Nadine memandang ke arah pintu kafe, disana berdiri seorang lelaki dengan buket mawar yang di peluk layaknya menggendong bayi. Lelaki itu memandang ke arah bar, lalu ke kanan, dan ke kiri, mencoba menemukan seseorang yang sedang menunggunya.

Nadine menemukan wajah itu, sekilas melihat apa yang dibawa sang lelaki, hatinya bertanya, apa itu untuknya?

Dan sang lelaki itu, dia sesaat menyesal menemukan senyum Cerella dan ekspresi Nadine yang terkejut secara bersamaan. Kalau boleh dia jadi pecundang, balik kanan lalu menghilang, dia ingin memilih itu. Hanya saja kakinya tidak lagi bisa beranjak pergi. Menit berikutnya pengunjung lain datang, dan menggeser langkahnya menuju gadis yang dicarinya.

*bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar