do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Jumat, 01 November 2013

novela : 1 November 2013

Cerella, tidak ada pilihan nama yang lain yang akan diberikan pada bayi cantik nan mungil itu. Nama pemberian sang kakek yang saat ia dilahirkan, sudah tidak bisa menemuinya lagi.

"Papi pasti akan sangat bahagia kalau bisa memeluknya." Perempuan muda itu tersenyum menatap bayinya yang lelap dalam pelukannya.

"June Cerella." Dan si bayi tidak menjawab, desah nafas kecilnya yang teratur menandakan ia terlelap dalam nyaman di hari pertama kehidupannya.

+++


"Mam, aku sudah 17 tahun, dan memangnya salah kalau aku mau memilih jalan hidupku sendiri?"

"Jangan mendebat Mama, besok kamu harus berangkat ke Paris."

"Kalau tidak kenapa?" Gadis muda itu membelalakkan matanya, tempramennya terasah karena dia tidak pernah dilarang oleh siapa pun selama 17 tahun usianya, dan kini ia harus menghadapi Mamanya yang menjemputnya.

Bagi Cerella itu semua sangat tiba-tiba, setelah 16 tahun dia hanya tinggal dengan sang nenek, lalu di hari ulang tahunnya yang ke 17 sang mama tiba-tiba datang dan memaksanya ikut ke Paris. Bukan pengalaman yang menyenangkan, walau kata nenek begitulah perjanjiannya. Dan akhirnya Cerella memutuskan untuk menghabiskan hampir 20 jam mengurung diri di dalam kamarnya.

"Cell, Mama sudah menunggu." Nenek Cerella, seorang perempuan paruh baya yang masih belum terlihat cukup tua untuk menjadi seorang nenek, berusaha memanggil cucu kesayangannya dari depan pintu kamar Cerella.

"Apa Oma rela, Cella pergi begitu saja setelah lebih enam belas tahun Cella hidup berdua bersama Oma?" Suara lirih Cerella membuat perempuan itu menitikkan air matanya.

"Oma sudah berjanji, akan mengembalikan asuhanmu pada mamamu kalau kamu sudah tujuh belas tahun, dan kalau mamamu sudah punya kehidupan yang cukup dan mapan untuk menjadikanmu lebih berhasil dari dirinya." Sang nenek menjelaskan dengan terbata-bata.

"Tapi seharusnya Oma bilang dari dulu." Cerella membukakan pintu kamarnya, dan memeluk sang nenek dengan sedih.

"Oma sangat ingin membuatmu bahagia." Belaian lembut sang nenek di rambut panjang Cerella membuat gadis muda itu tak mampu lagi membendung air matanya.

"Kalau Cella pergi, Oma tinggal dengan siapa di sini?" Matanya masih basah, tapi Cerella memberanikan diri untuk menatap wajah sang Oma.

"Oma masih punya paman-pamanmu di sini. Sudah saatnya mereka mendapat bagian untuk tinggal bersama Oma." Pelan perempuan yang rambutnya mulai memutih itu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Bicaralah baik-baik pada mamamu, dan rencanakan masa depanmu dengan sebaik-baiknya. Lagi pula, ada baiknya kalau tawaran baik tidak di tolak mentah-mentah." Sang nenek lalu menuntun Cerella ke ruang makan, di mana sang mama sudah menunggu dengan suasana hati yang kacau.

Mereka duduk bertiga, di meja kecil tempat dimana Cerella menghabiskan banyak waktunya berdua saja dengan seorang nenek yang menerimanya dengan hati lapang sejak ia masih baru saja dilahirkan. Cerella masih tidak melepaskan tautan jemarinya dengan jemari sang nenek. Perempuan muda itu menarik nafasnya panjang, dan ia memulai pembicaraan.

"Sebenarnya, Mama tidak ingin memaksa. Tapi memang seperti ini apa yang sudah mama sepakati dengan Oma. Walau mama tahu ini akan jadi tidak adil buat Cella, tapi mama yakin akan ada kehidupan yang lebih baik bagi kita kalau kita menjalaninya bersama." Sesaat setelah ruang nafasnya mengendur, perempuan muda itu meraih gelas yang sedari tadi menemaninya menunggu, meneguk isinya sedikit lalu melanjutkan kata-katanya.
http://www.brownplatform.com
/2011/04/ground-upper-ground.html

"Mama sudah menikah, sepuluh tahun yang tidak mudah. Tapi akhirnya suami mama mengizinkan mama membawamu dalam kehidupan rumah tangga kami bersama. Kamu punya dua orang adik, laki-laki. Orland dan Owen. Mereka senang sekali ketika akhirnya mama sampaikan pada mereka kalau kamu akan tinggal bersama kami." Kali ini perempuan itu memberanikan diri menemukan ekspresi wajah putrinya, dia berharap tak ada lagi penolakan di sana.

"Hanya rasanya tidak adil kalau Cella harus meninggalkan oma begitu saja." Dan perempuan muda itu tahu, dari mana rasa welas-asih itu dimiliki oleh putrinya.

"Ya, Mama tahu. Dan kami sudah punya kesepakatan berdua, antara Mama dan oma. Kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu." Kali ini perempuan muda itu meraih tautan jemari Cerella dan sang nenek.

"Mama janji, semua akan kita mulai dengan baik-baik, agar semuanya berjalan dengan baik."

June Cerella, mencoba menerima apa yang dikatakannya dalam hati, sebagai : kejutan baru yang merubah dunianya.

Dan disinilah kisah itu dimulai.

+++

sampai jumpa besok...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar