Nadine menatap langit Paris yang cerah, seharusnya dia tidak sedang bersantai sekarang. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sebelum jam makan siang para pekerja toko. Toko tua yang entah kenapa mereka bilang adalah warisan terbaik yang pernah ada dan para orang tua itu bilang kelak akan diberikan padanya kalau ia sudah menikah kelak.
Sekali lagi Nadine menghela nafasnya panjang, ia tidak yakin akan memulai kesibukannya sekarang. Ia hanya ingin menikmati secangkir kopi, sekerat roti dengan keju, lalu pergi kehadapan kanvas dan melumuri dirinya dengan berwarna-warni can minyak yang akan membuatnya merasa harus berlibur sepanjang musim gugur.
Tapi seketika ponsel di sakunya berdering, sebuah panggilan masuk. Garren.
Nadine ingin tidak menjawab panggilan itu, dia segera bengkit dari duduknya dan meraih tas yang sedari tadi menjadi alas kepalanya sepanjang ia berbaring memandangi langit cerah di taman luas tempat banyak orang menghabiskan waktu memandangi menara Eiffel.