do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Jumat, 06 Januari 2012

Novela J50K 2012 : tanggal 6 Januari

cuplikan 6 :


Pinkan

**

Simple but real.

Pinkan, kata teman aku nama itu terlalu pendek, klise, dan lagi banyak dipakai untuk karakter cewek narsis atau sok girly atau… OK, Stop. Tidak akan dilanjutkan.

Kalau mau ditanya, aku gak punya hobbi spesifik yang menyenangkan, seperti hal-nya banyak anak perempuan seusiaku. Ok. Aku 17 tahun, kelas XI SMA, dan tidak menyukai bahasa formalitas yang melindas hak asasi menampilkan kepribadian yang jujur dan lugas, jelas?

Tapi yang pasti, aku adalah seorang anak rumahan, lebih memilih dirumah dari pada harus keluyuran gak jelas. Kenapa? Yang pasti keluyuran sepulang sekolah itu membuang tenaga, membuat badan semakin lelah, dan pikiran jadi sering nglantur kesana-kesini. Belum lagi godaan belanja yang bakalan menguras dan memeras habis isi dompet atau kredit card punya ortu. That’s not me!

Sejak papa dan mama memutuskan untuk berpisah, aku adalah korban yang paling tidak disadari telah menjadi korban. Ditinggalkan sendiri dirumah, dibiarkan hanya bergaul dengan dunia maya. Ok, itu memang pilihanku, tapi kenapa dunia maya a.k.a internet? Pertama, kamu bebas jadi apa yang kamu mau. Di dunia sosial media, mereka tidak memandang apa dan bagaimana kamu secara wujud, mereka hanya peduli kalau kamu memang peduli.

Di twitter, mereka cuma butuh kamu membalas yang penting untuk dibalas, dan mereka akan dengan senang hati berkawan dengan kamu, kalau kamu mau jadi penyimak yang baik. I did. Salah satu komunitas paling normal yang pernah aku temukan di facebook adalah, mereka yang menyatakan dirinya mampu memecahkan rekor MURi sebagai pengumpul koin kemanusiaan terbanyak. Thank you, I joined them.

Baik, kembali ke rumus perkenalan yang baik. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Menjadi yang di tengah, tidak selalu menyenangkan. Abangku, Miki. Dia baru saja lulus dari salah satu kampus terkenal di Jakarta. Dan setelah perpisahan mama dan papa, mama memintanya untuk pulang, sementara waktu.

Sedangkan adikku, hm… dia masih harus dirawat intensif. Dan karena papa yang dokter, jadinya mama mengalah, dan menyerahkan semuanya pada papa. Sedang aku, ditengah-tengah. Aku memilih ikut mama, karena aku rasa aku tidak mungkin bisa hidup di negeri lain yang aku tidak tahu bagaimana karakter manusianya. Dan I love this city. Aku lahir dan besar disini, walau pun bukan dirumah yang sama lagi.

Baik, cerita yang lain tentang aku? Hm, aku punya seorang teman, yang bicara jujur dan memahami ke-lugasan-ku sebagai seraong karakter yang kuat. Kalau kata yang lain, aku berteman dengan Joana karena dia indo. Whatever. Bukan urusanku dia indo cina, jepang, itali, korea atau apa pun. Tapi yang pasti Joana tahu, bagaimana cara menghormati orang lain dalam membuat pilihan dan keputusan. Karena itu mungkin, dia satu-satunya teman yang berani aku ajak main kerumah.

Joana mungkin bisa dibilang sosok indo yang masih mempertahankan budaya ke-indo’annya. Dia hobbi bersepeda dan jogging. Rute favoritnya adalah di komplek perumahannya di sekitaran jalan Soekarno Hatta. Dan kadang kalau kumat rajinnya, dia akan mampir ke pasar minggu di jalan semeru, atau malah naik gunung ke daerah Dieng. Katanya dulu rumahnya disekitaran Puncak Dieng. Sedangkan aku? Jogging? oh, no!

**


*6Januari = 6100 +1000 kata

*gak terlalu beruntung semalam, ada banyak waktu untuk menulis, hanya saja listrik padam. mulai jam 9 malam sampai stengah 3 dini hari. jadinya bangun pagi kepala pusing..... saatnya mulai menulis lagi.

*tinggal cerita perkenalan Stacy besok... selanjutnya masuk ke bagian "keributan"

1 komentar:

  1. kereenn..bahasanya enak banget..
    sip..sip..like it
    ditunggu lanjutannya

    BalasHapus