Hingga satu hari, di tahun kedua pernikahan mereka. Malika mengiriminya sebuah pesan bergambar.
...
Malika duduk diam menghadapi laptop dihadapannya, disalah satu sudut yang ia suka sebagai tempat untuk menuangkan ceritanya. ia memilih kata yang tumpah ruah di rongga dadanya, setelah beberapa hari tenggorokannya seperti tercekat setiap kali memandang wajah Ghani yang merindukannya, merindukan Malika disisinya.
Akhirnya Malika mulai menarikan jemarinya diatas tombol huruf-huruf dan merangkaikan kata untuk Ghani, itu yang selalu dilakukannya, berbagi cerita pada Ghani lewat surel.