Betty Star of Up |
Menarilah, menarilah dan terbanglah menuju
bintang-bintang….
Sekali lagi, kudengar langkah kecil mengendap-endap
melewati depan pintu kamarku. Tak ada suara gemeletuk seperti beberapa hari
sebelumnya. Aku rasa dia pasti menjinjing sepatu indahnya agar tak ada yang
terjaga dengan langkah kecilnya yang menggoda rasa ingin tahu semua orang di rumah
ini.
Hanya saja, aku sudah tau sejak lama. Aku
mengetahuinya dengan tak sengaja, saat malam itu aku terpaksa pulang larut
karena pekerjaan yang dijejalkan oleh mereka yang lebih senang bersantai diatas
kepenatan orang lain, orang sepertiku.
Aku melewati jalanan ramai, di antara mereka yang
pulang dengan lelah atau yang baru saja akan berangkat memulai aktifitas. Dan
sebuah kerumunan menggoda hati, rasanya tak ingin berhenti, tapi lingkaran
manusia itu memang tidak biasa, atau memang aku yang baru tahu?
Alunan piano dari sebuah gadget terikat dipinggang
dan seorang gadis menari dengan tutu putih, layaknya ballerina sedang melagukan
keindahan yang aku kenal dengan nama Lydia. Aku melihatnya bersinaran dengan
cahaya lampu jalan yang jatuh di ujung-ujung kulitnya yang basah oleh keringat.
Diantara dinginnya malam, dia basah bersimbah keringat? Dan alunan piano itu
terhenti, saat mata kami tak sengaja saling bertemu.
Hening yang tercipta seketika, menghadirkan tepuk
tangan riuh. Dan satu-satu tangan mereka ter-ulur menjatuhkan beberapa rupiah
yang dia sambut dengan bungkukan badan penuh keindahan. Aku masih belum
melanjutkan langkahku, sesaat kemudian dia menghampiriku, mengecup pipiku dan
menyisakan aromanya disisiku. Dengan segera dia merapikan rupiah yang
dikumpulkannya, lalu menghilang dengan langkah menari di hadapanku.
Aku mendengarnya, aku merasakannya, aku mengagumi
keindahannya tanpa pernah tahu cara meraihnya. Beberapa kali saat kucoba
menghampirinya, dia tetap mengacuhkanku. Seakan cukup sekali itu saja dia
menunjukkan pada semua, dia mengenalku. Selebihnya, dia hidup dalam dunianya
sendiri.
Kalau bisa kuhadiahkanmu bintang di langit, akan kulakukan.
Hanya saja aku tak pernah menggapainya.
Maafkan aku Lydia.
Dan tetaplah menari.
(295 Kata)
#postcardfiction #kampungfiksi #smartfren #CelebrationOfLife #JustFiction
hi, mohon laporannya juga di akun twitter ya agar kami mudah RT. thanksss
BalasHapuswah, rangkaian ceritanya indah..
BalasHapusmenari lah menari hey he.. hey kawan.. aha
BalasHapus