do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Senin, 28 Januari 2019

Novela : Autumn 28012019

Pagi ini cerah, angin kencang masih melewati sisi bumi tempatku berpijak. Musim hujan yang hampir habis, namun kemarau juga belum garang. Kami menamainya pancaroba, pergantian musim dengan cuaca yang tak selalu bisa di prediksi. Di belahan bumi yang lain, ada spring dan fall atau yang biasa dinamai autumn, seperti namaku, AUTUMN.



.
"Tumi, ngapain kamu?" Sosok itu menghampiriku dengan wajah tampannya.
"Baca." Aku sedang malas bicara, karena tentu saja, aku bukan manusia yang hobi ngobrol ketika serius membaca.
"Baca apa?" Tanpa izin dia merebut buku ditanganku.
"Bacaan bodoh yang tidak akan menyentuh batas luas pemikiranmu." Jawabku, sarkas.
"Ah, kamu selalu mempersulit hal yang mudah. Tinggal ceritakan saja sinopsisnya." Ia mengembalikan buku itu kewajahku. Ya. Ke-wa-jah-ku.
"Kan, kasihan. Mereka sudah berjuang untuk menulis, malah kamu sebut itu bacaan bodoh." Dia masih melanjutkan ceramahnya.
Entahlah, dengan wajah tampan seperti itu, kenapa dia mau menjadi kekasihku.
"Karena ini bukan bacaanmu, dan kamu akan bilang aku membuang-buang waktu dengan bacaan seperti ini, yang kamu pikir semuanya sampah." Aku menyimpan bukuku tanpa mengingat halaman berapa yang sudah kuselesaikan tadi.
Segera kuteguk habis es teh lemon dihadapanku. Berdiri dan beranjak meninggalkan kafe tempat aku menunggunya sejak pagi tadi.
"Tumi, tunggu. Kamu mau kemana?" Ia segera menyusulku, menggantungkan lengan panjangnya dipundakku, lalu mengekor langkahku.
"Aku masih ada urusan. Sudah cukup dua jam menunggumu tadi." Wajah itu mendadak serius saat tidak menemukan senyumku.
"Kamu marah?" Sekarang dia menatapku dengan mata yang disedihkan.
"Tidak. Aku hanya sedang tidak ingin ngobrol. Dan kamu masih harus membereskan pekerjaanmu yang lain. Sesuai perjanjian. Kita sudah ketemu, dan aku akan melanjutkan urusanku yang belum beres." Kalimatku tanpa nada,tapi dia menarik bibirnya tersenyum dalam kuluman.
"Baiklah. Selamat bekerja." Ia membelai ujung kepalaku lembut. Berbalik. Lalu pergi.
.
.
.
.
(bersambung)

7 komentar:

  1. Wah suka. Lanjut yah kak. Oh iya saran aku perhatikan penulisan di yah kak tadi nemuin beberapa yang harusnya dipisah. Fighting💪💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya. Kelemahan yang selalu mudah terbaca. 😅

      Hapus
  2. Bagus kak ceritanya, sayang, pas aku baca bersambung, mau minta next

    BalasHapus
  3. Ini set up blognya apa jeda antarparagraf mepet banget ya? Atau browserku ngacco? [lempar komputerku]

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku ngetiknya pakai note, kalau gak di edit di browser jadi gak ada jedanya.
      Besok di kasi jeda deh...

      Hapus
  4. Nama panggilannya cute ... hehe
    Ditunggu kelanjutannya ^^

    BalasHapus
  5. Bersambung...
    Aku suka ceritanya. Penasaran, serius.

    BalasHapus