do not piracy!

do not piracy!
this blog is my creativity

Sabtu, 09 Oktober 2021

Novela : KISS 09102021

KISS : SEBUAH KISAH

Cerita ini sudah ada dalam bentuk draft sejak setahun terakhir. Namun tidak ada keberanian untuk mempublikasikan cerita panjang yang sangat kompleks ini.

Ide ceritanya adalah dari Novela Pernikahan Kedua, tapi kisah ini lebih panjang.

Draft mentahnya ada dalam halaman facebook : Catatan Kenang. lalu per September-Oktober 2021, saya menuliskan garis besar ceritanya pada caption postingan feed Instagram saya.

Ini salinannya.


Selamat membaca.


-phy-



 1. Merah

Aku tidak pernah bertanya padamu, alasan penting yang kamu simpan dalam diammu. 
Kenapa kita harus tetap bersama, ketika kamu sudah mendapatkan apa yang kamu butuhkan dariku. 
Keras hatimu yang ingin tetap bersamaku, walau aku sudah dengan sangat rela melepaskanmu untuk menemaninya, menjaga dan membesarkan buah hati kita. 
Dan hari ini, aku menemukanmu sedang duduk diam dalam pelukan selimut kita semalam. 
Merah wajahmu karena menahan marah, saat kukatakan kalimat itu lagi... 
"Jangan jatuh cinta padaku, karena aku hanya bisa jadi teman baikmu." Tegasku.
"Tapi hari ini aku adalah suamimu, dan jangan meminta sesuatu yang itu konyol untuk kudengar dari mulutmu." Jawabmu. 


2.

"Kamu adalah cinta pertama yang sangat sederhana. Bersamamu saat ini, adalah sesuatu yang luar biasa." Belaian lembut jemarimu membuatku merasa lebih baik sekarang. 
Ya, kemarahanmu selalu reda dalam hitungan jam. Itu perbedaan kita yang sangat jelas. 
Kamu tidak pernah memperdebatkan keegoisanku, juga emosiku yang sering meledak-ledak dihadapanmu. 
Tempramenku yang sangat buruk ada dalam kendalimu. Sekalipun kita berada jauh antar benua, kamu selalu bisa membuatku menemukan ketenangan bersamaan dengan teduhnya suaramu. 
"Kamu sudah sangat tau. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, sampai kapanpun. Walaupun kita tidak sedang bersama, tapi tak pernah sekalipun terbesit di hatiku untuk melepaskanmu, atau membiarkanmu hidup sendiri lagi."
Kali ini kudengar dengan baik detak jantungmu yang melagukan rindu. Dan tak akan pernah aku menolak rindumu, karena aku akan berjuang untuk terus bertahan menjadi istrimu. Hingga ajal memisahkan kita. 


3. Jingga

Lelap dalam dekapanmu adalah candu. Hanya saja, waktu kebersamaan kita tidak pernah cukup rasanya. 
Kalau kupaksakan diri segalanya harus seperti yang aku mau, mungkin aku hanya akan sanggup menangis setiap kali kamu pergi untuk kembali pada seseorang yang bahkan hari ini, jika namanya kusebut, rasa perih itu masih ada. Tapi sudah tidak sesakit dulu. Rasa sakitnya bisa ku-abaikan. 
Sekali lagi kamu mengecup dahiku, langit senja merona jingga adalah saksi nyata, bahwa aku bukan perempuan biasa. Aku sanggup berdiri sendiri tanpamu. Tapi bersamamu adalah surga duniaku. 
"Aku pergi dulu." Bisikmu. 
"Hati-hati di jalan. Kabari aku kalau sudah sampai." Kukecup sedetik pipimu.


4. 

Dulu, saat aku memutuskan untuk menerima permintaannya, ada satu hal yang membuatku luluh, percaya, dan sangat ingin mewujudkan hal itu jadi nyata. 
"Kamu adalah masa lalu, saat sekarang, dan masa depan bagiku." Ucapmu. 
"Tapi kamu tau, pernikahan bukan hal kecil, Aji."
"Karena ini bukan hal kecil itu, Niek. Aku hanya ingin percaya, bahwa Gadiza memilih kamu karena dia juga percaya ke kamu."
Bahkan, kebersamaan kita saat ini adalah bukan karena kamu yang mengawalinya. 
"Tidak mungkin bukan, aku mengakui di hadapan perempuan yang sudah menemaniku setulus hatinya, bahwa kamu adalah cinta pertamaku yang terdalam?" Jelasmu. 
Sekarang aku memikirkan masa lalu kita. 



----------


Ada beberapa kata bantu untuk membantu saya mengembangkan cerita. Tapi itu bukan judul part cerita.

Terimakasih sudah menjejak disini.

:love: -phy-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar